“Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.”
― Albert Einstein
― Albert Einstein
Setiap orang memiliki jalan atau hidup yang Tuhan telah sediakan, terlepas ia belum berada di jalan tersebut, baru mulai berjalan di jalan tersebut, sedang berada di jalan tersebut, ataupun bahkan belum mengetahui jalan tersebut.
Sharing saya kali ini lebih ke arah dimana kondisi kita sedang berada dijalan tersebut.
1. Hambatan dan cobaan pada perjalanan
Kasus nyata adalah hambatan perjalanan di jalanan Jakarta alias kemacetan.
Hidup itu itu tidak pernah datar. Selalu ada cerita yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari dan mungkin selalu ada hambatan yang kita temui setiap hari, contohnya macet tadi.
Dalam kehidupan ada fase saat dimana terasa seperti berlayar di laut atau danau yang tenang, ada juga saat kita sedang mengalami gerimis, hujan dan badai.
Markus 4 : 36 – 40
36 – Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus berserta dengan mereka dalam perahu dimana Yesus telah duduk dan perahu – perahu lainnya juga menyertai dia.
37 – Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
38 – Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-nYa membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya : “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
39 – Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
40 – Lalu ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
Hambatan dan cobaan ibarat hujan dan badai yang tidak mungkin kita hindarkan.
Ketika cobaan itu datang, jangan lupa ada seseorang yang bisa membawa kedamaian.
Seseorang itu adalah Kristus. Tuhan tidak hanya bisa menenangkan angin di danau tetapi juga dapat menenangkan hati dan pikiran kita.
Filipi 4 : 13 – Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
2. Salah belok dalam perjalanan
Berkaitan dengan poin no1 dimana cobaan dan hambatan dapat mengakibatkan kita salah belok dan mungkin terjebak dalam arus yang salah.
Dalam kehidupan ini kita akan berhadapan dengan berbagai arus berbahaya. Betapa seringnya kita melihat atau mendengar orang – orang yang tadinya baik lalu berubah menjadi sesat karena terbawah pengaruh yang dari lingkungan pergaulan mereka. Kejatuhan anak – anak Tuhan seringkali terjadi bukan karena mereka sendiri ingin berbuat dosa, tetapi justru karena hanyut dibawa arus.
Di akhir zaman seperti sekarang ini, berbagai arus penyesatan bisa tampil dari segala arah. Dari pertemanan, lingkungan, berbagai media bacaan, televisi, internet, lagu dan sebagainya. Seringkali arus penyesatan ini hadir samar – samar, tidak kasat mata sehingga kita tidak sadar ketika mulai terseret masuk di dalamnya. Jika kita membiarkan diri kita terus hanyut terseret arus seperti ini maka pada suatu ketika di saat kita sadar, bisa jadi kita sudah sulit melepaskan diri lagi.
Hanyut terbawa arus sudah merupakan masalah yang dihadapi manusia sejak jaman dahulu sampai sekarang. Ketika kita lemah, maka akan sangat mudah bagi kita untuk terhanyut dalam berbagai kesesatan. Firman Tuhan dalam Ibrani 2 : 1 (Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya jangan kita hanyut dibawa arus.) adalah salah satu ayat yang mengingatkan kita agar terus berhati-hati terhadap kemungkinan seperti ini. Salah satu caranya adalah dengan benar-benar memperhatikan dengan teliti dan seksama akan segala sesuau yang kita dengar, memiliki kemampuan memilah-milah mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, mana yang harus diterima, ditolak dan sebagainya.
Seperti yang disebutkan di atas, ada banyak arus dalam dunia yang berpotensi menghancurkan kita. Alkitab pun banyak mengingatkan akan hal ini. Arus penyesatan bisa timbul dari pertemanan yang salah. Hal seperti ini mungkin sudah sering kita lihat, bahkan mungkin sudah kita alami sendiri. Dan Tuhan mengingatkan :
Amsal 1 : 10 – Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut;
Amsal 1 : 15 – Hai anakku, janganlah engkau hidup menurut tingkah laku mereka, tahanlah kakimu dari pada jalan mereka,
Amsal 1 : 16 – karena kaki mereka lari menuju kejahatan dan bergegas-gegas untuk menumpahkan darah.
Amsal 1 : 18 padahal mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri.
Terseret arus seperti ini akan membawa kita masuk ke dalam situasi yang sama pula. Itulah sebabnya kita diingatkan untuk tidak terjebak dan terseret dalam arus ini.
Selain dari lingkungan pertemanan, Alkitab pun mengingatkan kita agar selalu waspada terhadap nabi – nabi palsu dengan ajaran – ajaran mereka yang sesat. Ini adalah arus kesesatan lain yang seringkali dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah baik dan sejalan dengan firman Tuhan padahal orientasi atau dasarnya sangatlah jauh. Tuhan Yesus sendiri sudah mengingatkan kita akan hal ini : Matius 7 : 15 – Waspadalah terhadap nabi – nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Mereka bisa tampil seperti lurus dengan kemasan-kemasan yang mampu memperdaya kita. Ada begitu banyak ajaran yang berorientasi pada kemakmuran, kesuksesan, keberhasilan, dsb yang terlihat seolah-olah benar namun semua itu ternyata bertentangan dengan Firman Tuhan. Terhadap hal seperti ini kita harus berhati-hati. Yesus pun memberikan cara bagaimana cara kita bisa membedakannya : Matius 7:16a – Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Tidak hanya itu saja, sebenarnya masih ada banyak arus lain yang bisa datang dari segala arah dan siap menghanyutkan kita. Berbagai arus ini siap menjanjikan banyak hal yang sepertinya membahagiakan dan nikmat, tetapi sebenarnya sedang mengarahkan manusia untuk lenyap dalam kenikmatannya. Hal ini sudah dikatakan oleh Yohanes : 1 Yohanes 2 : 17 – Dan Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. Dunia akan cenderung mengarah kepada arus-arus seperti ini, tetapi bai kita anak-anak Tuhan sudah diingatkan dengan jelas agar tidak ikut-ikutan terbawa arus. Sebuah firman Tuhan yang sudah sangat kita kenal dan wajib untuk kita ingat : Roma 12 : 2 – Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Kita wajib waspada, karena kelemahan-kelemahan kita akan selalu siap untuk dimanfaatkan oleh si jahat untuk menyesatkan kita lewat berbagai arus penyesatan baik kasat mata maupun tidak sehingga kita salah belok dalam perjalanan.
2Petrus 3 : 17 -18
17 – Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh.
18 – Tetapi bertumbuhlah dalam dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.
Janganlah bermain-main dengan arus penyesatan seperti apapun. Berhati-hatilah terhadap arus-arus yang siap menghanyutkan kita hingga binasa. Biasakan diri untuk teliti terhadap segala sesuatu yang kita dengan dan lihat agar kita terhindar dari bahaya seperti ini.
3. Perjalanan hidup yang penuh hikmat
Interaksi dengan orang lain adalah hal yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan kita sehari-hari, baik kepada keluarga, lingkungan sekitar rumah, sesama jemaat ataupun rekan kerja. Namun tanpa kita sadari bahwa ternyata interaksi tersebut mempunyai dampak besar dalam kehidupan kita kepada pemberitaan Injil tergantung bagaimana kita menempatkan diri kita dalam interaksi kepada orang lain, bisa membawa dampak positif atau negatif.
Kolose 3 : 23 – Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia.
Nasehat Paulus ini sangat jelas memberikan kepada kita pengertian akan hubungan kita dengan orang lain bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam interkasi dengan orang lain itu adalah melakukan segenap hati untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
4. Sehat dalam perjalanan adalah fokus dengan hari ini.
NIV – Matthew 6 : 11 – Give us this day our daily bread.
Matius 6 : 11 – Berikanlah kepada kami pada hari ini makan kami yang secukupnya.
***Bagian dari doa Bapa Kami
God wants you to trust him one day at a time. You don’t need to be concerned about tomorrow until tomorrow. You don’t need to be concerned about next week until next week. This means you don’t have to stress all about the future steps.
NLT – Matthew 6 : 34 – So don’t worry about tomorrow, for tomorrow will bring its own worries. Today’s trouble is enough for today.
Matius 6 : 34 – Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
#Penutup
- Tuhan telah mengetahui segala rancangan dan rencana perjalanan kehidupan kita.
NIV - Jeremiah 29 : 11 – For I know the plans I have for you, declares the LORD, plans to prosper you and not to harm you, plans to give you hope and a future.
- Setia di dalam Tuhan dan kerajaan-Nya.
…
Semoga bisa menjadi berkat dan renungan bagi kehidupan kita semua. Amin.
Terima kasih,
-Nico-
Versi PDF
Terima kasih,
-Nico-
Versi PDF
No comments:
Post a Comment
Share Your Inspiration...