Biji yang kita tanam saja juga harus mengalami ditimbun tanah, terpapar terik matahari, disiram air hujan, terkena pahitnya pupuk, dan akhirnya harus pecah kalau dia mau tumbuh dan berkembang jadi sebuah tanaman.
Bouncing ball. Sebuah bola basket harus membentur tanah dulu dengan keras untuk bisa naik melambung tinggi ke atas.
Besi harus dibakar api ribuan derajat panasnya, dipukul dan ditempa dengan keras dengan palu besi besar, dipanasi lagi, lalu panas-panas langsung dicelupkan dinginnya air, ditempa lagi, dan seterusnya, sebelum bisa berubah menjadi sebilah pisau yang berguna untuk manusia.
Itu semua sama seperti kita. Kita harus belajar dari perih dan pahitnya kehidupan untuk menjadi sosok yang lebih baik.
Percayalah, sesuatu yang besar sedang dipersiapkanNya untuk kita. Kita tidak sedang melakukan sesuatu yang salah, kita tidak sedang dihukum.
Sebaliknya, karena kita telah meminta bahwa kondisi kehidupan kita berubah (ke arah yang lebih baik), bersyukurlah ini terjadi. Proses pembuka perubahan yang terasa menyakitkan ini adalah awal dari hidup baru yang telah kita minta tadi. Teruslah meminta kekuatan dan percaya, percaya pada pemberian-Nya. Apa yang terjadi pada kita semua ini sudah direncanakan-Nya, agar kita terus tumbuh dan berkembang. Agar kehidupan kita lebih baik lagi dari sekarang.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
Sumber : Agus Gunawan (Chief HCM - PT AGIT - Via Email Blast 12 Desember 2014)
No comments:
Post a Comment
Share Your Inspiration...