Orang kini hanya punya waktu tidur rata-rata enam jam dan 41 menit setiap malamnya. Kurang satu jam 19 menit dari lama waktu tidur yang direkomendasikan, yaitu delapan jam.
Bahkan 48 persen orang tidak bisa menikmati waktu istirahatnya di akhir pekan, saat tidak disibukkan lagi dengan urusan pekerjaan. Rata-rata orang juga kesulitan tertidur lelap setiap malamnya. Dan Sekitar 65 persen orang hanya tidur enam jam 27 menit.
Survei yang dilakukan Travelodge dan melibatkan 2.000 responden tersebut juga menemukan, lebih dari 1/4 orang (27 persen) mendapatkan waktu tidur yang lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Sebagian besar responden juga punya kebiasaan menunda alarm untuk bisa dapat tambahan waktu tidur 11 menit setelah bangun. Menurut pakar kesehatan, kebiasaan itu bisa berdampak negatif bagi kesehatan tubuh.
Empat dari 10 responden yang mengikuti polling Travelodge mengaku memasang alarm lebih awal dari seharusnya, lalu memencet tombol 'tunda alarm' atau snooze di ponsel sebanyak dua kali untuk mendapatkan tambahan waktu tidur. Salah satu alasan utama kenapa kini makin banyak orang yang terbiasa memencet tombol 'tunda alarm' karena 68 persen orang ketergantungan dengan ponselnya untuk membangunkan mereka setiap pagi.
Stevie Williams dari Edinburgh Sleep Centre mengatakan seperti dikutip Daily Mail, "Mengatur alarm lebih awal dari waktu yang seharusnya, lalu memencet tombol tunda untuk tidur sebentar lagi sebenarnya justru membuat Anda lebih pening daripada terasa segar setelah tidur malam hari.
"Snoozing dengan cara ini bisa menyebabkan Anda kehilangan REM (rapid eye movement), tahapan tidur paling vital dan terjadi sebelum Anda terbangun. Akan lebih menguntungkan bagi kesehatan jika Anda memanfaatkan akhir pekan atau liburan untuk membayar 'utang' tidur yang sering Anda lewatkan di hari kerja," jelas Stevie.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan penyebab utama kenapa orang tidak punya waktu tidur sesuai yang direkomendasikan. 1/3 orang dewasa kerap terjaga di malam hari karena memikirkan masalah keuangan. Sementara 1/4 responden karena masalah keluarga, dan 1/5 akibat stres di tempat kerja.
"Ini adalah 'lingkaran setan' yang bisa memperburuk kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Orang harus berhenti menganggap tidur berkualitas sebagai sebuah kemewahan (yang jarang didapat) tapi lebih kepada kebutuhan yang harus jadi bagian dari gaya hidup dan membiasakan tidur delapan jam sehari," tutur Shakila Ahmed, juru bicara Travelodge.
Bahkan 48 persen orang tidak bisa menikmati waktu istirahatnya di akhir pekan, saat tidak disibukkan lagi dengan urusan pekerjaan. Rata-rata orang juga kesulitan tertidur lelap setiap malamnya. Dan Sekitar 65 persen orang hanya tidur enam jam 27 menit.
Survei yang dilakukan Travelodge dan melibatkan 2.000 responden tersebut juga menemukan, lebih dari 1/4 orang (27 persen) mendapatkan waktu tidur yang lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Sebagian besar responden juga punya kebiasaan menunda alarm untuk bisa dapat tambahan waktu tidur 11 menit setelah bangun. Menurut pakar kesehatan, kebiasaan itu bisa berdampak negatif bagi kesehatan tubuh.
Empat dari 10 responden yang mengikuti polling Travelodge mengaku memasang alarm lebih awal dari seharusnya, lalu memencet tombol 'tunda alarm' atau snooze di ponsel sebanyak dua kali untuk mendapatkan tambahan waktu tidur. Salah satu alasan utama kenapa kini makin banyak orang yang terbiasa memencet tombol 'tunda alarm' karena 68 persen orang ketergantungan dengan ponselnya untuk membangunkan mereka setiap pagi.
Stevie Williams dari Edinburgh Sleep Centre mengatakan seperti dikutip Daily Mail, "Mengatur alarm lebih awal dari waktu yang seharusnya, lalu memencet tombol tunda untuk tidur sebentar lagi sebenarnya justru membuat Anda lebih pening daripada terasa segar setelah tidur malam hari.
"Snoozing dengan cara ini bisa menyebabkan Anda kehilangan REM (rapid eye movement), tahapan tidur paling vital dan terjadi sebelum Anda terbangun. Akan lebih menguntungkan bagi kesehatan jika Anda memanfaatkan akhir pekan atau liburan untuk membayar 'utang' tidur yang sering Anda lewatkan di hari kerja," jelas Stevie.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan penyebab utama kenapa orang tidak punya waktu tidur sesuai yang direkomendasikan. 1/3 orang dewasa kerap terjaga di malam hari karena memikirkan masalah keuangan. Sementara 1/4 responden karena masalah keluarga, dan 1/5 akibat stres di tempat kerja.
"Ini adalah 'lingkaran setan' yang bisa memperburuk kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Orang harus berhenti menganggap tidur berkualitas sebagai sebuah kemewahan (yang jarang didapat) tapi lebih kepada kebutuhan yang harus jadi bagian dari gaya hidup dan membiasakan tidur delapan jam sehari," tutur Shakila Ahmed, juru bicara Travelodge.
Sumber : Wolipop