Selamat hari natal 2014 bagi semua yang merayakan. Kasih, damai dan sukacita natal melingkupi kita semua, bukan hanya pada hari ini saja tapi selamanya. Mari kita bersyukur juga atas kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus ke dunia. Ia telah rela meninggalkan kerajaanNya, kuasaNya, kemuliaanNya, hanya untuk datang ke dunia menjadi manusia demi menjadi Juruslamat dunia.
Bagi yang tidak merayakan natal, saya juga mengucapkan selamat liburan.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
Life force us to change even though we want to remain the same. Only histories and memories that will never change. :)
Thursday, December 25, 2014
Wednesday, December 24, 2014
Beban Terberat
Mihaly Csikszentmihalyi a Hungarian psychology professor mengatakan :
Apapun pekerjaan Anda, selalu ada tugas atau rutinitas yang perlu Anda jalankan dengan displin. "Peganglah komitment yang telah Anda tetapkan walaupun tak satu pasang mata pun melihat Anda". Terus berkarya !
Sumber : Agus Gunawan (Chief HCM - PT AGIT - Via Email Blast 3 Oktober 2014)
“Orang yang belajar menikmati pekerjaannya, dan memanfaatkan waktu luangnya dengan benar, sering berpendapat bahwa kehidupannya menjadi lebih bernilai. Masa depan bukan hanya milik orang yang belajar, tetapi juga orang yang belajar untuk memanfaatkan waktu luangnya secara efektif”.Alkisah percakapan seorang tua dan anak muda, dimana ia kaget ketika orang tua tersebut mengatakan bahwa beban terberatnya ketika ia tidak memikul apa-apa. Koq begitu? Ujar sang anak muda bertanya. Dengan bijak bapak tua itu berkata "ketika Anda tidak memikul beban sama sekali, Anda berarti telah menyia-nyiakan karunia tenaga yang telah diberikanNya kepada Anda dan tidak memberikan yang terbaik bagi keluarga Anda, sesama Anda."
Apapun pekerjaan Anda, selalu ada tugas atau rutinitas yang perlu Anda jalankan dengan displin. "Peganglah komitment yang telah Anda tetapkan walaupun tak satu pasang mata pun melihat Anda". Terus berkarya !
The world is a dangerous place, not because of those who do evil, but because of those who look on and do nothing.
(Albert Einstein)
(Albert Einstein)
Sumber : Agus Gunawan (Chief HCM - PT AGIT - Via Email Blast 3 Oktober 2014)
Tuesday, December 23, 2014
From JOB SECURITY to CAREER SECURITY
Hal paling logis dari seorang dalam bekerja adalah meraih karir sampai ke puncak. Harus diakui tidak semua perusahaan menyediakan ruang kesempatan bagi setiap karyawannya untuk berkarir sampai tingkat optimal. Apalagi dalam situasi dimana terjadi serbuan produk-produk pesaing, pembengkakan biaya operasional dan pengecilan kue ekonomi.
Kenyataan ini melahirkan kecenderungan yang tidak sehat; pasrah dalam berkarir. Anehnya, banyak karyawan pasrah terhadap nasib karirnya juga di perusahaan yang sehat dan bertumbuh. Mayoritas dari mereka tetap beranggapan karir pribadinya tergantung pada kebaikan perusahaan.
Pandangan tidak sehat ini disebut keamanan pekerjaan (Job Security). Keamanan pekerjaan dalam jangka panjang akan berakibat fatal. Karyawan tidak memiliki spirit bersaing dan mati kreativitasnya.
Kebalikan dari keamanan pekerjaan adalah keamanan karir (Career Security). Keamanan karir berpandangan bahwa urusan karir adalah urusan pribadi.
Keamanan karir memerlukan totalitas komitmen untuk merealisasikan. Keamanan karir merupakan persoalan mentalitas dan imajinasi. Mentalitas pemenang beroperasi pada kepercayaan pada diri sendiri dan semangat untuk bersaing. Imajinasi positif berarti bahwa diri sendiri adalah pencipta dan pejuang dari gagasannya.
Karir tak lain dan tak bukan bertumpu pada kreativitas dan daya inovasi para karyawan.
Psikolog William James seabad yang lampau berkata “Yang mengubah manusia adalah pikiran si manusia”.
Menganalogikan statement diatas “yang mengubah karyawan dalam menentukan karier adalah imajinasi positif dan mentalitas pemenang sang karyawan,”
Selamat menapaki karir! :)
Sumber : Agus Gunawan (Chief HCM - PT AGIT - Via Email Blast 17 Oktober 2014)
Kenyataan ini melahirkan kecenderungan yang tidak sehat; pasrah dalam berkarir. Anehnya, banyak karyawan pasrah terhadap nasib karirnya juga di perusahaan yang sehat dan bertumbuh. Mayoritas dari mereka tetap beranggapan karir pribadinya tergantung pada kebaikan perusahaan.
Pandangan tidak sehat ini disebut keamanan pekerjaan (Job Security). Keamanan pekerjaan dalam jangka panjang akan berakibat fatal. Karyawan tidak memiliki spirit bersaing dan mati kreativitasnya.
Kebalikan dari keamanan pekerjaan adalah keamanan karir (Career Security). Keamanan karir berpandangan bahwa urusan karir adalah urusan pribadi.
Keamanan karir memerlukan totalitas komitmen untuk merealisasikan. Keamanan karir merupakan persoalan mentalitas dan imajinasi. Mentalitas pemenang beroperasi pada kepercayaan pada diri sendiri dan semangat untuk bersaing. Imajinasi positif berarti bahwa diri sendiri adalah pencipta dan pejuang dari gagasannya.
Karir tak lain dan tak bukan bertumpu pada kreativitas dan daya inovasi para karyawan.
Psikolog William James seabad yang lampau berkata “Yang mengubah manusia adalah pikiran si manusia”.
Menganalogikan statement diatas “yang mengubah karyawan dalam menentukan karier adalah imajinasi positif dan mentalitas pemenang sang karyawan,”
Selamat menapaki karir! :)
“Orang yang berilmu
akan diangkat kedudukannya di atas orang yang tidak berilmu,
seperti bersinarnya
bulan Purnama di tengah kegelapan malam.”
Sumber : Agus Gunawan (Chief HCM - PT AGIT - Via Email Blast 17 Oktober 2014)
Saturday, December 20, 2014
365x Lipat
Joko & Edi sama-sama diterima di sebuah perusahaan sebagai salesman. Mereka berdua bekerja keras. Satu tahun kemudian, Pimpinan mempromosikan Edi menjadi Sales Supervisor sedangkan Joko tetap saja sebagai Salesman.
Suatu hari, Joko tidak tahan lagi & mengajukan pengunduran dirinya kepada Pimpinan. Alasannya, perusahaan ini tidak memperhatikan orang yang bekerja keras, hanya orang yang pandai menjilat saja yang dipromosikan. Pimpinan tahu bahwa Joko pekerja keras tetapi untuk menyadarkan Joko apakah beda dia dengan Edi maka, dia memberikan satu tugas kepada Joko.
Dia meminta Joko untuk menemukan seorang pedagang semangka di pasar dekat kantor. Saat Joko kembali, Pimpinan bertanya : “Sudah kamu temukan ?” “Sudah Pak”, jawab Joko. “Berapa harga semangkanya ?” Joko pun kemudian pergi ke pasar lagi untuk menanyakan harga semangka lalu kembali menghadap & berkata : “Rp 1.000/kg Pak”
Pimpinan berkata kepada Joko bahwa sekarang dia akan memberi perintah yg sama kepada Edi. Edi ke pasar & setelah kembali, melaporkan kepada Pimpinan : “Di pasar hanya ada 1 pedagang semangka, harga semangka Rp 1.000/kg, kalau beli 100 kg hanya Rp 800/kg. Dia mempunyai stok 324 biji, yang 32 dipajang di counternya. Semangka didatangkan dari Indramayu 2 hari yang lalu, warnanya hijau segar & isinya merah jingga, kualitasnya bagus.” Joko sangat terkesan dengan laporan Edi & memutuskan untuk tidak jadi mengundurkan diri tetapi akan belajar lebih banyak dari Edi.
Bekerja keras memang harus !!!. Seorang yang lebih sukses meneliti lebih banyak, berpikir lebih banyak & mengerti lebih mendalam. Untuk alasan yg sama seorang yang lebih sukses melihat beberapa tahun ke depan sedangkan kita hanya melihat esok hari saja. Perbedaan antara 1 hari & 1 tahun adalah 365 kali lipat. Bagaimana dengan Anda ?
Sumber : Agus Gunawan (Chief HCM - PT AGIT - Via Email Blast 10 Oktober 2014)
Suatu hari, Joko tidak tahan lagi & mengajukan pengunduran dirinya kepada Pimpinan. Alasannya, perusahaan ini tidak memperhatikan orang yang bekerja keras, hanya orang yang pandai menjilat saja yang dipromosikan. Pimpinan tahu bahwa Joko pekerja keras tetapi untuk menyadarkan Joko apakah beda dia dengan Edi maka, dia memberikan satu tugas kepada Joko.
Dia meminta Joko untuk menemukan seorang pedagang semangka di pasar dekat kantor. Saat Joko kembali, Pimpinan bertanya : “Sudah kamu temukan ?” “Sudah Pak”, jawab Joko. “Berapa harga semangkanya ?” Joko pun kemudian pergi ke pasar lagi untuk menanyakan harga semangka lalu kembali menghadap & berkata : “Rp 1.000/kg Pak”
Pimpinan berkata kepada Joko bahwa sekarang dia akan memberi perintah yg sama kepada Edi. Edi ke pasar & setelah kembali, melaporkan kepada Pimpinan : “Di pasar hanya ada 1 pedagang semangka, harga semangka Rp 1.000/kg, kalau beli 100 kg hanya Rp 800/kg. Dia mempunyai stok 324 biji, yang 32 dipajang di counternya. Semangka didatangkan dari Indramayu 2 hari yang lalu, warnanya hijau segar & isinya merah jingga, kualitasnya bagus.” Joko sangat terkesan dengan laporan Edi & memutuskan untuk tidak jadi mengundurkan diri tetapi akan belajar lebih banyak dari Edi.
Bekerja keras memang harus !!!. Seorang yang lebih sukses meneliti lebih banyak, berpikir lebih banyak & mengerti lebih mendalam. Untuk alasan yg sama seorang yang lebih sukses melihat beberapa tahun ke depan sedangkan kita hanya melihat esok hari saja. Perbedaan antara 1 hari & 1 tahun adalah 365 kali lipat. Bagaimana dengan Anda ?
Work done with efficient and effectiveness manner
Sumber : Agus Gunawan (Chief HCM - PT AGIT - Via Email Blast 10 Oktober 2014)
Friday, December 19, 2014
Berubah Atau Mati
Tahukah Anda bahwa setiap elang dewasa ketika memasuki usia ke 40 harus membuat keputusan yang berat dalam hidupnya ?
Hal ini terjadi karena :
Berkat proses yang menyakitkan ini, si elang mampu hidup 30 tahun lebih lama.
Anda mungkin perlu membuang kebiasaan-kebiasaan yang telah lama mengekang hidup Anda, yang terlihat sekilas tidak menganggu, santai, menyenangkan dan tidak memaksa Anda untuk keluar dari kenyamanan Anda.
Semua itu Anda harus mengantikannya dengan kebiasaan yang memaksa Anda berpikir keras, bekerja lebih keras, menjalani tantangan yang berat. Inilah yang menjanjikan kita masa depan yang lebih cerah.
Semakin lama Anda menolak untuk berubah, semakin sulit bagi Anda untuk bangkit. Semua tergantung pada Anda sendiri.
Sumber : Agus Gunawan (Chief HCM - PT AGIT - Via Email Blast 26 September 2014)
Hal ini terjadi karena :
- Paruhnya telah panjang dan bengkok hingga hampir menyentuh dada, sehingga tidak mampu lagi menangkap mangsa.
- Cakar-cakarnya telah menua sehingga sulit mencengkram.
- Sulit terbang tinggi karena bulu telah lebat dan berat sayapnya.
- Ia harus memaksa terbang tinggi.
- Paruhnya dihantam ke batu berkali-kali agar terlepas dan tumbuh kembali.
- Cakarnya dicabuti agar tumbuh baru.
Berkat proses yang menyakitkan ini, si elang mampu hidup 30 tahun lebih lama.
Anda mungkin perlu membuang kebiasaan-kebiasaan yang telah lama mengekang hidup Anda, yang terlihat sekilas tidak menganggu, santai, menyenangkan dan tidak memaksa Anda untuk keluar dari kenyamanan Anda.
Semua itu Anda harus mengantikannya dengan kebiasaan yang memaksa Anda berpikir keras, bekerja lebih keras, menjalani tantangan yang berat. Inilah yang menjanjikan kita masa depan yang lebih cerah.
Semakin lama Anda menolak untuk berubah, semakin sulit bagi Anda untuk bangkit. Semua tergantung pada Anda sendiri.
Some people dream of success while others wake up and work hard at it.
Sumber : Agus Gunawan (Chief HCM - PT AGIT - Via Email Blast 26 September 2014)
Thursday, December 18, 2014
Return on Invested Capital ( ROIC ) Overview
#Investopedia
Return on invested capital, or ROIC, is arguably one of the most reliable performance metrics for spotting quality investments. But in spite of its importance, the metric doesn't get the same level of interest and exposure as indicators like the P/E or ROE ratios. Admittedly, investors can't just pull ROIC straight off a financial document like they can with better known performance ratios; calculating ROIC requires a bit more work. But for those eager to learn just how much profit and, hence, true value a company is producing, calculating the ROIC is well worth the effort.
Important mainly for assessing companies in industries that invest a large amount of capital - such as oil and gas players, semiconductor chip companies and even food giants - ROIC is a telling gauge for comparing the relative profitability levels of companies. For many industrial sectors, ROIC is the preferred benchmark for comparing performance. In fact, if investors were forced to rely on a sole ratio (which we do not recommend), they would be best off choosing ROIC. (There are many indicators for ranking a corporation's success.
The Calculations
Defined as the cash rate of return on capital that a company has invested, ROIC shows how much cash is going out of a business in relation to how much is coming in. In an nutshell, ROIC is the measure of cash-on-cash yield and the effectiveness of the company's employment of capital. The formula looks like this:
Invested Capital = Total Assets less Cash - Short-Term Investments - Long-Term Investments - Non-Interest Bearing Current Liabilities
Now, investors turn to the income statement to determine the numerator, which is after-tax operating profits, or NOPAT. Sometimes NOPAT is the same as net income. For many companies, especially bigger ones, some net income comes from outside investments, in which case net income does not reflect the profitability of operating activities. Reported net income needs to be adjusted to represent operations more accurately. At the same time, the published net income figure also may include non-cash items that need to be added and subtracted from NOPAT to reflect true cash yield. For the purpose of showing all of a company's cash profits from the capital it invests, NOPAT is calculated as the following:
NOPAT = Reported Net Income - Investment and Interest Income - Tax Shield from Interest Expenses (effective tax rate x interest expense) + Goodwill Amortization + Non-Recurring Costs plus Interest Expenses + Tax Paid on Investments and Interest Income (effective tax rate x investment income)
Interpreting ROIC
If the final ROIC figure, which is expressed as a percentage, is greater than the company's working asset cost of capital, or WACC, the company is creating value for investors. The WACC represents the minimum rate of return (risk adjusted) at which a company produces value for its investors. Let's say a company produces a ROIC of 20% and has a cost of capital of 11%. That means the company has created nine cents of value for every dollar that it invests in capital. By contrast, if ROIC is less than WACC, the company is eroding value, and investors should be putting their money elsewhere. (To fully utilize any stock metric, you must know how to read an income statement.
The extent to which ROIC exceeds WACC provides an extremely powerful tool for choosing investments. The P/E ratio, on the other hand, does not tell investors whether the company is producing value or how much capital the company consumes to produce its earnings. ROIC, by contrast, provides all this valuable information and more.
Moreover, ROIC helps explain why companies trade at different P/E ratios. The market demonstrates this well. From 1999 to 2003, the S&P 500 average P/E ratio fell roughly from 25 to 15, so the S&P 500 was trading at a discount to its historical multiple - does that mean the S&P 500 was oversold? Some market watchers thought so, but ROIC-based analysis suggested otherwise. Although the P/E ratio diminished, there was also a proportional reduction in the market's ROIC. This makes a lot of sense: since 1999 companies had had a much harder time allocating capital to worthwhile projects.
Investors should look not only at the level of ROIC but also the trend. A falling ROIC can provide an early warning sign of a company's difficulty in choosing investment opportunities or coping with competitors. ROIC that is going up, meanwhile, strongly indicates that a company is pulling ahead of competitors or that its managers are more effectively allocating capital investments.
The Bottom Line
ROIC is a highly reliable instrument for measuring investment quality. It takes a bit of work, but, once investors start figuring out ROIC, they can begin to track company results annually and be better armed to spot quality companies before everyone else does.
#WikiInvest
Return on Invested Capital (ROIC) is used to judge how well companies generate earnings from capital invested in their business. It is essentially the return a company earns on each dollar invests in itself. ROIC is defined as Net Operating Profits Less Adjusted Taxes (NOPLAT) divided by the sum of Working Capital and fixed assets. Return on capital invested is a key driver of a business value (the higher it is, the higher the value) as it represents the return a company earns on its projects relative to its cost of capital.
When a company's return on invested capital is greater than their cost of capital (commonly measured as the weighted average cost of capital, or WACC) they are creating value by investing in their projects. When this is not the case and company's WACC is greater than their ROIC they are said to be destroying value by investing capital in their business.
#Wikipedia
Return on invested capital (ROIC) is a financial measure that quantifies how well a company generates cash flow relative to the capital it has invested in its business. It is defined as net operating profit less adjusted taxes divided by invested capital and is usually expressed as a percentage. In this calculation, capital invested includes all monetary capital invested: long-term debt, common and preferred shares.
When the return on capital is greater than the cost of capital (usually measured as the weighted average cost of capital), the company is creating value; when it is less than the cost of capital, value is destroyed.
Note that the numerator in the ROIC fraction does not subtract interest expense, because the return is calculated for total capital, and not only equity capital.
Return on invested capital, or ROIC, is arguably one of the most reliable performance metrics for spotting quality investments. But in spite of its importance, the metric doesn't get the same level of interest and exposure as indicators like the P/E or ROE ratios. Admittedly, investors can't just pull ROIC straight off a financial document like they can with better known performance ratios; calculating ROIC requires a bit more work. But for those eager to learn just how much profit and, hence, true value a company is producing, calculating the ROIC is well worth the effort.
Important mainly for assessing companies in industries that invest a large amount of capital - such as oil and gas players, semiconductor chip companies and even food giants - ROIC is a telling gauge for comparing the relative profitability levels of companies. For many industrial sectors, ROIC is the preferred benchmark for comparing performance. In fact, if investors were forced to rely on a sole ratio (which we do not recommend), they would be best off choosing ROIC. (There are many indicators for ranking a corporation's success.
The Calculations
Defined as the cash rate of return on capital that a company has invested, ROIC shows how much cash is going out of a business in relation to how much is coming in. In an nutshell, ROIC is the measure of cash-on-cash yield and the effectiveness of the company's employment of capital. The formula looks like this:
ROIC = Net Operating Profits After Tax (NOPAT) / Invested CapitalAt first glance, the formula looks simple. But in the complex financial statements published by companies, generating an accurate number from the formula can be trickier than it appears. To keep things simple, start with invested capital, the formula's denominator. Representing all the cash that investors have put into the company, invested capital is derived from the assets and liabilities portions of the balance sheet as follows:
Invested Capital = Total Assets less Cash - Short-Term Investments - Long-Term Investments - Non-Interest Bearing Current Liabilities
Now, investors turn to the income statement to determine the numerator, which is after-tax operating profits, or NOPAT. Sometimes NOPAT is the same as net income. For many companies, especially bigger ones, some net income comes from outside investments, in which case net income does not reflect the profitability of operating activities. Reported net income needs to be adjusted to represent operations more accurately. At the same time, the published net income figure also may include non-cash items that need to be added and subtracted from NOPAT to reflect true cash yield. For the purpose of showing all of a company's cash profits from the capital it invests, NOPAT is calculated as the following:
NOPAT = Reported Net Income - Investment and Interest Income - Tax Shield from Interest Expenses (effective tax rate x interest expense) + Goodwill Amortization + Non-Recurring Costs plus Interest Expenses + Tax Paid on Investments and Interest Income (effective tax rate x investment income)
Interpreting ROIC
If the final ROIC figure, which is expressed as a percentage, is greater than the company's working asset cost of capital, or WACC, the company is creating value for investors. The WACC represents the minimum rate of return (risk adjusted) at which a company produces value for its investors. Let's say a company produces a ROIC of 20% and has a cost of capital of 11%. That means the company has created nine cents of value for every dollar that it invests in capital. By contrast, if ROIC is less than WACC, the company is eroding value, and investors should be putting their money elsewhere. (To fully utilize any stock metric, you must know how to read an income statement.
The extent to which ROIC exceeds WACC provides an extremely powerful tool for choosing investments. The P/E ratio, on the other hand, does not tell investors whether the company is producing value or how much capital the company consumes to produce its earnings. ROIC, by contrast, provides all this valuable information and more.
Moreover, ROIC helps explain why companies trade at different P/E ratios. The market demonstrates this well. From 1999 to 2003, the S&P 500 average P/E ratio fell roughly from 25 to 15, so the S&P 500 was trading at a discount to its historical multiple - does that mean the S&P 500 was oversold? Some market watchers thought so, but ROIC-based analysis suggested otherwise. Although the P/E ratio diminished, there was also a proportional reduction in the market's ROIC. This makes a lot of sense: since 1999 companies had had a much harder time allocating capital to worthwhile projects.
Investors should look not only at the level of ROIC but also the trend. A falling ROIC can provide an early warning sign of a company's difficulty in choosing investment opportunities or coping with competitors. ROIC that is going up, meanwhile, strongly indicates that a company is pulling ahead of competitors or that its managers are more effectively allocating capital investments.
The Bottom Line
ROIC is a highly reliable instrument for measuring investment quality. It takes a bit of work, but, once investors start figuring out ROIC, they can begin to track company results annually and be better armed to spot quality companies before everyone else does.
...
#WikiInvest
Return on Invested Capital (ROIC) is used to judge how well companies generate earnings from capital invested in their business. It is essentially the return a company earns on each dollar invests in itself. ROIC is defined as Net Operating Profits Less Adjusted Taxes (NOPLAT) divided by the sum of Working Capital and fixed assets. Return on capital invested is a key driver of a business value (the higher it is, the higher the value) as it represents the return a company earns on its projects relative to its cost of capital.
When a company's return on invested capital is greater than their cost of capital (commonly measured as the weighted average cost of capital, or WACC) they are creating value by investing in their projects. When this is not the case and company's WACC is greater than their ROIC they are said to be destroying value by investing capital in their business.
...
#Wikipedia
Return on invested capital (ROIC) is a financial measure that quantifies how well a company generates cash flow relative to the capital it has invested in its business. It is defined as net operating profit less adjusted taxes divided by invested capital and is usually expressed as a percentage. In this calculation, capital invested includes all monetary capital invested: long-term debt, common and preferred shares.
When the return on capital is greater than the cost of capital (usually measured as the weighted average cost of capital), the company is creating value; when it is less than the cost of capital, value is destroyed.
Note that the numerator in the ROIC fraction does not subtract interest expense, because the return is calculated for total capital, and not only equity capital.
Wednesday, December 17, 2014
Weighted Average Cost Of Capital ( WACC ) Overview
#Investopedia
Weighted average cost of capital (WACC) is a calculation of a firm's cost of capital in which each category of capital is proportionately weighted. All capital sources - common stock, preferred stock, bonds and any other long-term debt - are included in a WACC calculation. All else equal, the WACC of a firm increases as the beta and rate of return on equity increases, as an increase in WACC notes a decrease in valuation and a higher risk.
The WACC equation is the cost of each capital component multiplied by its proportional weight and then summed:
Broadly speaking, a company's assets are financed by either debt or equity. WACC is the average of the costs of these sources of financing, each of which is weighted by its respective use in the given situation. By taking a weighted average, we can see how much interest the company has to pay for every dollar it finances.
A firm's WACC is the overall required return on the firm as a whole and, as such, it is often used internally by company directors to determine the economic feasibility of expansionary opportunities and mergers. It is the appropriate discount rate to use for cash flows with risk that is similar to that of the overall firm.
Further Understanding WACC
The capital funding of a company is made up of two components: debt and equity. Lenders and equity holders each expect a certain return on the funds or capital they have provided. The cost of capital is the expected return to equity owners (or shareholders) and to debtholders, so WACC tells us the return that both stakeholders - equity owners and lenders - can expect. WACC, in other words, represents the investor's opportunity cost of taking on the risk of putting money into a company.
To understand WACC, think of a company as a bag of money. The money in the bag comes from two sources: debt and equity. Money from business operations is not a third source because, after paying for debt, any cash left over that is not returned to shareholders in the form of dividends is kept in the bag on behalf of shareholders. If debt holders require a 10% return on their investment and shareholders require a 20% return, then, on average, projects funded by the bag of money will have to return 15% to satisfy debt and equity holders. The 15% is the WACC.
If the only money the bag held was $50 from debtholders and $50 from shareholders, and the company invested $100 in a project, to meet expectations the project would have to return $5 a year to debtholders and $10 a year to shareholders. This would require a total return of $15 a year, or a 15% WACC.
WACC: An Investment Tool
Securities analysts employ WACC all the time when valuing and selecting investments. In discounted cash flow analysis, for instance, WACC is used as the discount rate applied to future cash flows for deriving a business's net present value. WACC can be used as a hurdle rate against which to assess ROIC performance. It also plays a key role in economic value added (EVA) calculations.
Investors use WACC as a tool to decide whether to invest. The WACC represents the minimum rate of return at which a company produces value for its investors. Let's say a company produces a return of 20% and has a WACC of 11%. That means that for every dollar the company invests into capital, the company is creating nine cents of value. By contrast, if the company's return is less than WACC, the company is shedding value, which indicates that investors should put their money elsewhere.
WACC serves as a useful reality check for investors. To be blunt, the average investor probably wouldn't go to the trouble of calculating WACC because it is a complicated measure that requires a lot of detailed company information. Nonetheless, it helps investors to know the meaning of WACC when they see it in brokerage analysts' reports.
Be warned: the WACC formula seems easier to calculate than it really is. Just as two people will hardly ever interpret a piece of art the same way, rarely will two people derive the same WACC. And even if two people do reach the same WACC, all the other applied judgments and valuation methods will likely ensure that each has a different opinion regarding the components that comprise the company's value.
#WallstreetOasis
WACC, or Weighted Average Cost of Capital, is a financial metric used to measure the cost of capital to a firm. It is most usually used to provide a discount rate for a financed project, because the cost of financing the capital is a fairly logical price tag to put on the investment. WACC is used to determine the discount rate used in a DCF valuation model.
The two main sources a company has to raise money are equity and debt. WACC is the average of the costs of these two sources of finance, and gives each one the appropriate weighting.
Using a weighted average cost of capital allows the firm to calculate the exact cost of financing any project.
The formula for how to calculate WACC may seem complicated but in reality is fairly simple:
#Wikipedia
The weighted average cost of capital (WACC) is the rate that a company is expected to pay on average to all its security holders to finance its assets.
The WACC is the minimum return that a company must earn on an existing asset base to satisfy its creditors, owners, and other providers of capital, or they will invest elsewhere. Companies raise money from a number of sources: common equity, preferred stock, straight debt, convertible debt, exchangeable debt, warrants, options, pension liabilities, executive stock options, governmental subsidies, and so on. Different securities, which represent different sources of finance, are expected to generate different returns. The WACC is calculated taking into account the relative weights of each component of the capital structure. The more complex the company's capital structure, the more laborious it is to calculate the WACC.
Weighted average cost of capital (WACC) is a calculation of a firm's cost of capital in which each category of capital is proportionately weighted. All capital sources - common stock, preferred stock, bonds and any other long-term debt - are included in a WACC calculation. All else equal, the WACC of a firm increases as the beta and rate of return on equity increases, as an increase in WACC notes a decrease in valuation and a higher risk.
The WACC equation is the cost of each capital component multiplied by its proportional weight and then summed:
Broadly speaking, a company's assets are financed by either debt or equity. WACC is the average of the costs of these sources of financing, each of which is weighted by its respective use in the given situation. By taking a weighted average, we can see how much interest the company has to pay for every dollar it finances.
A firm's WACC is the overall required return on the firm as a whole and, as such, it is often used internally by company directors to determine the economic feasibility of expansionary opportunities and mergers. It is the appropriate discount rate to use for cash flows with risk that is similar to that of the overall firm.
Further Understanding WACC
The capital funding of a company is made up of two components: debt and equity. Lenders and equity holders each expect a certain return on the funds or capital they have provided. The cost of capital is the expected return to equity owners (or shareholders) and to debtholders, so WACC tells us the return that both stakeholders - equity owners and lenders - can expect. WACC, in other words, represents the investor's opportunity cost of taking on the risk of putting money into a company.
To understand WACC, think of a company as a bag of money. The money in the bag comes from two sources: debt and equity. Money from business operations is not a third source because, after paying for debt, any cash left over that is not returned to shareholders in the form of dividends is kept in the bag on behalf of shareholders. If debt holders require a 10% return on their investment and shareholders require a 20% return, then, on average, projects funded by the bag of money will have to return 15% to satisfy debt and equity holders. The 15% is the WACC.
If the only money the bag held was $50 from debtholders and $50 from shareholders, and the company invested $100 in a project, to meet expectations the project would have to return $5 a year to debtholders and $10 a year to shareholders. This would require a total return of $15 a year, or a 15% WACC.
WACC: An Investment Tool
Securities analysts employ WACC all the time when valuing and selecting investments. In discounted cash flow analysis, for instance, WACC is used as the discount rate applied to future cash flows for deriving a business's net present value. WACC can be used as a hurdle rate against which to assess ROIC performance. It also plays a key role in economic value added (EVA) calculations.
Investors use WACC as a tool to decide whether to invest. The WACC represents the minimum rate of return at which a company produces value for its investors. Let's say a company produces a return of 20% and has a WACC of 11%. That means that for every dollar the company invests into capital, the company is creating nine cents of value. By contrast, if the company's return is less than WACC, the company is shedding value, which indicates that investors should put their money elsewhere.
WACC serves as a useful reality check for investors. To be blunt, the average investor probably wouldn't go to the trouble of calculating WACC because it is a complicated measure that requires a lot of detailed company information. Nonetheless, it helps investors to know the meaning of WACC when they see it in brokerage analysts' reports.
Be warned: the WACC formula seems easier to calculate than it really is. Just as two people will hardly ever interpret a piece of art the same way, rarely will two people derive the same WACC. And even if two people do reach the same WACC, all the other applied judgments and valuation methods will likely ensure that each has a different opinion regarding the components that comprise the company's value.
...
#WallstreetOasis
WACC, or Weighted Average Cost of Capital, is a financial metric used to measure the cost of capital to a firm. It is most usually used to provide a discount rate for a financed project, because the cost of financing the capital is a fairly logical price tag to put on the investment. WACC is used to determine the discount rate used in a DCF valuation model.
The two main sources a company has to raise money are equity and debt. WACC is the average of the costs of these two sources of finance, and gives each one the appropriate weighting.
Using a weighted average cost of capital allows the firm to calculate the exact cost of financing any project.
The formula for how to calculate WACC may seem complicated but in reality is fairly simple:
(Percentage of finance that is equity x Cost of Equity) + (Percentage of finance that is debt x Cost of Debt) x (1 – Tax Rate)
...
#Wikipedia
The weighted average cost of capital (WACC) is the rate that a company is expected to pay on average to all its security holders to finance its assets.
The WACC is the minimum return that a company must earn on an existing asset base to satisfy its creditors, owners, and other providers of capital, or they will invest elsewhere. Companies raise money from a number of sources: common equity, preferred stock, straight debt, convertible debt, exchangeable debt, warrants, options, pension liabilities, executive stock options, governmental subsidies, and so on. Different securities, which represent different sources of finance, are expected to generate different returns. The WACC is calculated taking into account the relative weights of each component of the capital structure. The more complex the company's capital structure, the more laborious it is to calculate the WACC.
Monday, December 15, 2014
Trik Mempercepat / Tuning Query Execution di MS SQL Server - Indexing & Security Issue
#Indexing
Nama Tabel : T_Kegiatan
Fields :
Query yang dijalankan :
Select * from T_Kegiatan where TglJam>='2011/01/01 00:00:01" and TglJam <='2011/01/01 00:30:01"
Hasil :
No.2 (Kapan index diperlukan?)
Table : T_transaksi (yang menampung semua transaksi pembayaran)
Fields :
Hasil setelah di-group by id_cabang diperoleh hasil sebagai berikut :
Select * from t_transaksi whre id_cabang='001'
Select * from t_transaksi whre id_cabang='003'
Non Clustered index adalah sebuah index yang diurutan berdasarkan indexnya bukan dari row nya dimana clustered index akan sangat berguna jika ingin mencari data yang sedikit di dalam row yang jumlahnya banyak
Clustered index adalah sebuah index yang akan membuat baris baris di dalam row menjadi berurutan (jadi disini row di dalam table yang diurutkan bukan dari indexnya) Hal ini sangat berguna karena pembacaan row menjadi sequential / tidak loncat-loncat.
Jadi yang soal 1 harusnya idxCbg nggak digunakan karena row yang dicari terlalu banyak (80% dari total row) sehingga penggunaan index akan memperlambat. Jika Perlu dioptimasi maka perlu dibuat clustered index idxCbg tersebut
Namun yang soal 2 IdxCbg seharusnya digunakan karena cocok dengan prinsip Non Cluster index.
Kalau index seek adalah optimizer akan menggunakan index sebagai bahan pencarian yang mana sangatlah cocok untuk query yang selective sebagai contoh yang id_cabang = '103'
Sedangkan index scan adalah optimizer akan membaca semua row di dalam table dan mengembalikan yang sesuai dengan criteria. Disini agan bertanya kenapa ga pake index saja bacanya. Hal ini karena pembacaan semua row tanpa menggunakan index pembacaan dengan menggunakan index. sehingga untuk query yang mengembalikan banyak row yaitu id_cabang = 101 dimana 80% dari total row maka kemungkinan besar akan menggunakan index scan.
Sedangkan untuk pembuatan cluster dan nonclustered index pada soal keempat sebenarnya tergantung seberapa sering query tersebut digunakan dan juga seberapa menggangunya. Jelas pembuatan index tersebut akan mempercepat namun perlu diingat juga bahwa pembuatan index akan memperlama proses DML dan akan membuang jumlah hard disk. Nah yang ini tergantung kebutuhan agan.
#Security Issue dan Anti Virus
Pakai antivirus, bahkan nambahin program yang jalan di DB server jelas bikin lambat.
Anti virus sebaiknya ada di layer depannya, jangan pas di install diaplikasi db nya. Sebisa mungkin server DB bebas dari yang namanya anti virus.
Peruntukan Server Database tidak dicampur dengan Server aplikasi lain (File Sharing, Web & Email Server, dll...), praktis lebih aman. Jika diperlukan Firewall diaktifkan cukup dibuka port 1433. Kalau mau lebih aman lagi segmentasi server DB dibedain dengan jaringan lokal yang ada, dan untuk koneksinya mesti di NAT lewat router.
Sumber : Kaskus
Pertanyaan
- Apa itu index, Bagaimana cara kerjanya dan apa kegunaanya?
- Kapan index diperlukan?
- Field apa saja yang perlu di-index?
- Susunan index yang optimal seperti apa?
Studi Kasus
Nama Tabel : T_Kegiatan
Fields :
- Id Int (Bukan Primary Key)
- Kegiatan varchar(100)
- TglJam datetime
Query yang dijalankan :
Select * from T_Kegiatan where TglJam>='2011/01/01 00:00:01" and TglJam <='2011/01/01 00:30:01"
Hasil :
- Durasi execution 30menit
- Hasil yang keluar 8 Record
- Table Scan alias mencari data satu-satu mulai record ke-1 sampai ke-35jt. Akibatnya adalah lambat, ini sama saja dengan buku super tebal tanpa daftar isi/index .
- Bayangkan agan mau cari sesuatu pd buku 1jt halaman tanpa daftar isi/index? (Ini Jawaban pertanyaan 1)
- Mencari data pada data yang besar - 35jt record (Ini jawaban pertanyaan 2).
- Tidak ada Index. Diperlukan index pada field TglJam. (Ini jawaban pertanyaan 3)
Jawaban
No.2 (Kapan index diperlukan?)
- Saat Query terasa lambat karena jumlah data semakin banyak.
- Table dengan data yang sedang sampai besar (kira-kira di atas 5.000 record).
- Jika data yang ingin di catch kira2 1-2% dari total data.
- Field yang mayoritas digunakan dalam where dan on
- Field yang nilai/isi datanya hampir unik
- Jawaban no.4 baca di bawah ya
- Index unik pada kolom parent key
- Index unik pada kolom kunci utama (primary key)
- Index pada kolom kunci asing (foreign key)
- Index pada kolom yang digunakan sebagai kriteria pemilihan
- Index pada kolom yang digunakan untuk pengurutan (order by)
- Index pada kolom yang digunakan untuk pengelompokan (group by)
- Harusnya urutan where/on pada query mirip dengan urutan di index.
- Jangan buat terlalu banyak index karena malah akan memperlambat query. Ikuti jawaban no.3 untuk memilih field-field tepat, dan jangan buat index untuk semua kondisi where/on karena bisa jadi lemot abis.
- Letakkan Field yang paling unik di depan, lalu berikutnya yang agak unik, begitu seterusnya (disarankan max 4 field index cukup memadai).
...
Study Kasus Memahami cara kerja SQL Engine Memilih Index
(Gunakan Estimate Execution Plan)
(Gunakan Estimate Execution Plan)
Table : T_transaksi (yang menampung semua transaksi pembayaran)
Fields :
- id (Cluster Index primary key)
- id_cabang (Non Cluster Index = IdxCbg)
- tgltransaksi
- pembayaran.
Hasil setelah di-group by id_cabang diperoleh hasil sebagai berikut :
- id_cabang - count
- 001 - 80000
- 002 - 19900
- 003 - 100
Select * from t_transaksi whre id_cabang='001'
Pertanyaan
- jika query tersebut dijalankan apa index IdxCbg digunakan?
- index apa yang digunakan pada query diatas index seek atau scan?
- cluster index atau non cluster index yang digunakan?
Select * from t_transaksi whre id_cabang='003'
Pertanyaan
- jika query tersebut dijalankan apa index IdxCbg digunakan?
- index apa yang digunakan pada query diatas index seek atau scan?
- cluster index atau non cluster index yang digunakan?
Pertanyaan Akhir
- menurut agan apa perlu buat index baru dgn nama IdxCbg field id_Cabang ?
- apa yang membedakan soal 1 dan soal 2?
Jawaban
Non Clustered index adalah sebuah index yang diurutan berdasarkan indexnya bukan dari row nya dimana clustered index akan sangat berguna jika ingin mencari data yang sedikit di dalam row yang jumlahnya banyak
Clustered index adalah sebuah index yang akan membuat baris baris di dalam row menjadi berurutan (jadi disini row di dalam table yang diurutkan bukan dari indexnya) Hal ini sangat berguna karena pembacaan row menjadi sequential / tidak loncat-loncat.
Jadi yang soal 1 harusnya idxCbg nggak digunakan karena row yang dicari terlalu banyak (80% dari total row) sehingga penggunaan index akan memperlambat. Jika Perlu dioptimasi maka perlu dibuat clustered index idxCbg tersebut
Namun yang soal 2 IdxCbg seharusnya digunakan karena cocok dengan prinsip Non Cluster index.
Kalau index seek adalah optimizer akan menggunakan index sebagai bahan pencarian yang mana sangatlah cocok untuk query yang selective sebagai contoh yang id_cabang = '103'
Sedangkan index scan adalah optimizer akan membaca semua row di dalam table dan mengembalikan yang sesuai dengan criteria. Disini agan bertanya kenapa ga pake index saja bacanya. Hal ini karena pembacaan semua row tanpa menggunakan index pembacaan dengan menggunakan index. sehingga untuk query yang mengembalikan banyak row yaitu id_cabang = 101 dimana 80% dari total row maka kemungkinan besar akan menggunakan index scan.
Sedangkan untuk pembuatan cluster dan nonclustered index pada soal keempat sebenarnya tergantung seberapa sering query tersebut digunakan dan juga seberapa menggangunya. Jelas pembuatan index tersebut akan mempercepat namun perlu diingat juga bahwa pembuatan index akan memperlama proses DML dan akan membuang jumlah hard disk. Nah yang ini tergantung kebutuhan agan.
#Security Issue dan Anti Virus
Pakai antivirus, bahkan nambahin program yang jalan di DB server jelas bikin lambat.
- Program tambahan makan resource processor, dll juga.
- AV bakal scan koneksi, isi paket, dll sebelum diperbolehkan di passing ke DB server.
Anti virus sebaiknya ada di layer depannya, jangan pas di install diaplikasi db nya. Sebisa mungkin server DB bebas dari yang namanya anti virus.
Peruntukan Server Database tidak dicampur dengan Server aplikasi lain (File Sharing, Web & Email Server, dll...), praktis lebih aman. Jika diperlukan Firewall diaktifkan cukup dibuka port 1433. Kalau mau lebih aman lagi segmentasi server DB dibedain dengan jaringan lokal yang ada, dan untuk koneksinya mesti di NAT lewat router.
Sumber : Kaskus
Sunday, December 14, 2014
5 Hal Yang Harus Kita Lakukan Di Tengah Badai Hidup & Pergumulan - Dari : Pelita Hidup
Badai kehidupan dan pergumulan memang tidak bisa lepas dari kehidupan kita selama kita masih ada di dunia. Bagaimanapun kita harus tetap menghadapinya daripada membiarkan badai tersebut membawa kita kepada kehancuran. Kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan beserta kita kemanapun. Berikut adalah 5 hal yang harus kita lakukan di tengah badai hidup dan pergumulan yang saya ambil dari artikel Pelita Hidup. Selamat membaca.
Ketika kita akan mengalami sebuah badai hidup atau pergumulan, Allah bukanlah Allah yang jauh atau bahkan tidak terlibat di dalamnya. Ia adalah “Aku” dan Ia bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi hidup Kita. Tetapi Ia juga mempunyai beberapa hal yang Ia ingin kita lakukan.
Berikut 5 hal yang Allah ingin Anda dan saya lakukan ketika kita terombang ambing oleh badai kehidupan:
1. Jangan takut karena Tuhan Yesus beseta kita
Jangan pernah merasa takut terhadap badai apapun. Katakan dengan tegas pada badai itu untuk pergi dari hidup Kita. Berbicaralah kepada Tuhan Yesus.
2. Berani mengambil Resiko dalam Iman
Jangan minta Tuhan untuk memberkati apa yang Anda lakukan. Lakukanlah apa yang diberkati Tuhan. Mintalah kepada Tuhan untuk memberitahu Anda apa yang harus Anda lakukan dan dengan rela hati Anda harus keluar dari perahu kenyamanan Anda saat itu juga.
3. Pusatkan Perhatian Pada Tuhan Yesus
Pada saat Anda meleng dan tidak memusatkan perhatian Anda pada Tuhan, Anda akan segera tenggelam. Matius 14:30 mengatakan, “Tetapi ketika dirasanya (Petrus) tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak : ‘Tuhan, tolonglah aku!”. Ketika Anda memusatkan perhatian pada angin dan ombak – yaitu keadaan yang sedang Anda alami saat ini– Anda akan tenggelam seperti Petrus. Jika Anda melihat dunia; Anda akan tertekan; jika Anda melihat ke dalam diri Anda sendiri, Anda akan tertekan; tetapi jika Anda memandang Kristus, Anda akan merasa tenang.
4. Jangan Ragu
Pada dasarnya, untuk dapat melewati badai hidup, seseorang tidak memerlukan iman yang besar. Yang ia perlukan adalah iman kepada pribadi yang tepat, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
5. Pujilah Tuhan
Bahkan ketika Anda berada di tengah badai, ketika Anda merasa bahwa sepertinya Anda mulai tenggelam, ketika Anda merasa sangat takut – pujilah Tuhan di segala waktu. Bersyukurlah kepada TUhan di tengah badai hidup yang sedang Anda alami.
Badai apakah yang sedang Anda hadapi saat ini dan membuat Anda merasa takut? Badai apakah yang membuat Anda merasa bahwa Anda mulai tenggelam? Mengapa Anda berpikir bahwa Allah membiarkan Anda melalui badai tersebut?
Tuhan Yesus membawa Anda melewati badai hidup dengan alasan yang sama ketika Ia membawa murid-muridNya dahulu melewati badai di danau menuju Betsaida, yaitu untuk mengatakan kepada Anda dan saya “Hanya akulah yang kau perlukan. Aku dapat menyelesaikan segala sesuatu. Aku akan datang kepadamu. Aku akan berjalan bersamamu melewati hal yang paling kau takutkan. Aku tidak memintamu untuk datang kepadaKu. Akulah yang akan mendatangimu. Jadi, jangan takut lagi dan percayalah sepenuhnya kepadaKu dalam iman.”
Untuk Kita Renungkan
Sumber : Pelita Hidup
“Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak : ‘Tuhan, tolonglah aku!”. (Matius 14:30)
Ketika kita akan mengalami sebuah badai hidup atau pergumulan, Allah bukanlah Allah yang jauh atau bahkan tidak terlibat di dalamnya. Ia adalah “Aku” dan Ia bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi hidup Kita. Tetapi Ia juga mempunyai beberapa hal yang Ia ingin kita lakukan.
Berikut 5 hal yang Allah ingin Anda dan saya lakukan ketika kita terombang ambing oleh badai kehidupan:
1. Jangan takut karena Tuhan Yesus beseta kita
Jangan pernah merasa takut terhadap badai apapun. Katakan dengan tegas pada badai itu untuk pergi dari hidup Kita. Berbicaralah kepada Tuhan Yesus.
2. Berani mengambil Resiko dalam Iman
Jangan minta Tuhan untuk memberkati apa yang Anda lakukan. Lakukanlah apa yang diberkati Tuhan. Mintalah kepada Tuhan untuk memberitahu Anda apa yang harus Anda lakukan dan dengan rela hati Anda harus keluar dari perahu kenyamanan Anda saat itu juga.
3. Pusatkan Perhatian Pada Tuhan Yesus
Pada saat Anda meleng dan tidak memusatkan perhatian Anda pada Tuhan, Anda akan segera tenggelam. Matius 14:30 mengatakan, “Tetapi ketika dirasanya (Petrus) tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak : ‘Tuhan, tolonglah aku!”. Ketika Anda memusatkan perhatian pada angin dan ombak – yaitu keadaan yang sedang Anda alami saat ini– Anda akan tenggelam seperti Petrus. Jika Anda melihat dunia; Anda akan tertekan; jika Anda melihat ke dalam diri Anda sendiri, Anda akan tertekan; tetapi jika Anda memandang Kristus, Anda akan merasa tenang.
4. Jangan Ragu
Pada dasarnya, untuk dapat melewati badai hidup, seseorang tidak memerlukan iman yang besar. Yang ia perlukan adalah iman kepada pribadi yang tepat, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
5. Pujilah Tuhan
Bahkan ketika Anda berada di tengah badai, ketika Anda merasa bahwa sepertinya Anda mulai tenggelam, ketika Anda merasa sangat takut – pujilah Tuhan di segala waktu. Bersyukurlah kepada TUhan di tengah badai hidup yang sedang Anda alami.
Badai apakah yang sedang Anda hadapi saat ini dan membuat Anda merasa takut? Badai apakah yang membuat Anda merasa bahwa Anda mulai tenggelam? Mengapa Anda berpikir bahwa Allah membiarkan Anda melalui badai tersebut?
Tuhan Yesus membawa Anda melewati badai hidup dengan alasan yang sama ketika Ia membawa murid-muridNya dahulu melewati badai di danau menuju Betsaida, yaitu untuk mengatakan kepada Anda dan saya “Hanya akulah yang kau perlukan. Aku dapat menyelesaikan segala sesuatu. Aku akan datang kepadamu. Aku akan berjalan bersamamu melewati hal yang paling kau takutkan. Aku tidak memintamu untuk datang kepadaKu. Akulah yang akan mendatangimu. Jadi, jangan takut lagi dan percayalah sepenuhnya kepadaKu dalam iman.”
Untuk Kita Renungkan
- Sudahkah Anda dan saya bertumbuh secara rohani dan dalam pengertian kita akan Allah melalui berbagai badai hidup yang kita alami?
- Apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi gangguan-gangguan yang mengalihkan perhatian kita dari Allah?
Sumber : Pelita Hidup
Friday, December 12, 2014
Static Vs Dynamic Website Overview & Perbedaan
#ED Interactive
What are static and dynamic websites?
There are many static websites on the Internet, you won’t be able to tell immediately if it is static, but the chances are, if the site looks basic and is for a smaller company, and simply delivers information without any bells and whistles, it could be a static website. Static websites can only really be updated by someone with a knowledge of website development. Static websites are the cheapest to develop and host, and many smaller companies still use these to get a web presence.
Advantages of static websites
- Quick to develop
- Cheap to develop
- Cheap to host
- Requires web development expertise to update site
- Site not as useful for the user
- Content can get stagnant
Advantages of dynamic websites
- Much more functional website
- Much easier to update
- New content brings people back to the site and helps in the search engines
- Can work as a system to allow staff or users to collaborate
- Slower / more expensive to develop
- Hosting costs a little more
Many sites from the last decade are static, but more and more people are realising the advantages of having a dynamic website. Dynamic websites can make the most of your site and either use it as a tool or create a professional, interesting experience for your visitors.
...
#ExSite Web Ware
This document provides an overview of the differences between static and dynamic content, how ExSite manages these, and various tricks you can use to mix and match them.
Static Content
Static content is published to regular files on your server and handled using the simplest methods available to the web server. The advantages of static content are:
- it is the fastest and most efficient way to deliver content
- it does not require any code to execute or any databases to be accessed, which makes it the most secure way to deliver content
- it uses simple, clean URLs to address the content
- it takes best advantage of web caching systems, which further boosts performance
- it is compatible with every type of webserver technology
- it must be republished when it changes, or your viewers will not see the updates
- it cannot display differently to different viewers, depending on their login status or other factors
Dynamic content is generated for you at the time you request the page. The document you view exists only for you at that moment; if viewed by someone else at the same time, or by you at a slightly different time, you could get something different. Dynamic content is good for:
- pages whose content changes too quickly to easily republish it
- pages that display viewer-specific content (eg. user profiles)
- pages that display content conditionally (ie. member-only pages)
- it is resource-intensive compared to static pages. That means the number of dynamic pages your server can display per second will generally be much less than the number of static pages. This can be especially important if you are swamped with traffic, or generating thousands of dynamic page views for robots or other automated agents that you don't really care about.
- dynamic pages execute code on your server, and can read from and write to your database. If your website has any security problems, dynamic pages is where those problems will be exposed.
- in many typical default webserving configurations, the index page of a website is presumed to be a static page (eg. "index.html"). That means there are some places where it is impractical or more difficult to use dynamic pages than others.
Every page can declare whether it is static or dynamic. This determines the default view of the page, for example the initial view of the page when you first navigate to it from a menu.
Static is the most efficient method, but some pages are best set to a dynamic view, because their contents change rapidly or unpredictably. For example, forums can be updated at any time by readers, so a dynamic view works best to display the current comments.
Private (member-only) pages are dynamic by default, because they display different content depending on who is viewing them.
...
#CaraWebs.Info
Web berdasarkan teknologinya terbagi menjadi dua, yaitu Web Statis dan Web Dinamis. Sebelum menuju ke perbedaan web statis dan web dinamis, mari kita bahas persamaannya terlebih dahulu. Persamaan web statis dan web dinamis yaitu sama-sama keduanya merupakan suatu website yang menampilkan halaman yang ditampilkan di internet yang memuat informasi tertentu (khusus). Selanjutnya mari kita bahas pengertian dan perbedaan web statis dan web dinamis.
1. Web Statis
Web statis adalah website yang mana pengguna tidak bisa mengubah konten dari web tersebut secara langsung menggunakan browser. Interaksi yang terjadi antara pengguna dan server hanyalah seputar pemrosesan link saja. Halaman-halaman web tersebut tidak memliki database, data dan informasi yang ada pada web statis tidak berubah-ubah kecuali diubah sintaksnya. Dokumen web yang dikirim kepada client akan sama isinya dengan apa yang ada di web server.
Contoh dari web statis adalah web yang berisi profil perusahaan. Di sana hanya ada beberapa halaman saja dan kontennya hampir tidak pernah berubah karena konten langsung diletakan dalam file HTML saja.
2. Web Dinamis
Dalam web dinamis, interaksi yang terjadi antara pengguna dan server sangat kompleks. Seseorang bisa mengubah konten dari halaman tertentu dengan menggunakan browser. Request (permintaan) dari pengguna dapat diproses oleh server yang kemudian ditampilkan dalam isi yang berbeda-beda menurut alur programnya. Halaman-halaman web tersebut memiliki database. Web dinamis, memiliki data dan informasi yang berbeda-beda tergantung input apa yang disampaikan client. Dokumen yang sampai di client akan berbeda dengan dokumen yang ada di web server.
Contoh dari web dinamis adalah portal berita dan jejaring sosial. Lihat saja web tersebut, isinya sering diperbaharui (di-update) oleh pemilik atau penggunanya. Bahkan untuk jejaring sosial sangat sering di-update setiap harinya.
Perbedaan Web Statis dan Web Dinamis
- Interaksi antara pengunjung dan pemilik web. Dalam web statis tidak dimungkinkan terjadinya interaksi antara pengunjung dengan pemilik web. Sementara dalam web dinamis terdapat interaksi antara pengunjung dengan pemilik web seperti memberikan komentar, transaksi online, forum, dll.
- Bahasa Script yang digunakan. Web statis hanya menggunakan HTML saja, atau paling tidak bisa ditambah dengan CSS. Sedangkan web dinamis menggunakan bahasa pemrograman web yang lebih kompleks seperti PHP, ASP dan JavaScript.
- Penggunaan Database. Web statis tidak menggunakan database karena tidak ada data yang perlu disimpan dan diproses. Sedangkan web dinamis menggunakan database seperti MySQL, Oracle, dll untuk menyimpan dan memroses data.
- Konten. Konten dalam web statis hanya diberikan oleh pemilik web dan jarang di-update, sementara konten dalam web dinamis bisa berasal dari pengunjung dan lebih sering di-update. Konten dalam web dinamis bisa diambil dari database sehingga isinya pun bisa berbeda-beda walaupun kita membuka web yang sama.
Subscribe to:
Posts (Atom)