Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (Compound Annual Growth Rate), biasanya disingkat CAGR, adalah konsep bisnis dan investasi yang memperhalus pertumbuhan tahunan dari investasi atau bisnis dalam suatu periode. Konsep sederhana CAGR adalah memandang pertumbuhan tahun demi tahun yang lajunya halus, sehingga mengabaikan volatilitas atau perubahan pertumbuhan.
Suatu contoh, berikut adalah perkembangan ekuitas dua perusahaan untuk periode 2008-2012 (4 tahun):
Perusahaan A berturut-turut: 39, 32, 21, 71, 211.
Perusahaan B berturut-turut: 19, 30, 49, 59, 95
Bisa dilihat, bila memakai cara biasa, pertumbuhan ekuitas perusahaan B tentu lebih mudah dihitung dibanding A yang lebih berubah-ubah, apalagi ada penurunan selama dua tahun. Nah, kita bisa memperhalus pandangan pertumbuhan perusahaan A dengan memakai CAGR, jadi seakan-akan pertumbuhannya tidak ada gejolak.
Berikut adalah rumus CAGR:
CAGR pertumbuhan ekuitas Perusahaan A = 211 / 39 atau 5,41 dipangkat 1/4 atau 0,25, hasilnya 1,5251 dikurangi 1, sama dengan 0,5251 atau 52,51%. Dengan cara yang sama, CAGR pertumbuhan ekuitas Perusahaan B adalah 49,53%. Bisa kita lihat selisihnya sedikit sekali sementara bila melihat perkembangan dari tahun demi tahun saya akan lebih suka perusahaan B.
CAGR bukan istilah akuntansi, tapi tetap sering digunakan dalam menilai bisnis untuk membandingkan dua laju pertumbuhan yang berbeda dengan mengabaikan volatilitas. Ada beberapa kelemahan konsep CAGR ini, pertama dia bisa ditipu dengan pertumbuhan pesat di tahun terakhir saja, juga tidak bisa melihat perubahan laju yang diserta penurunan, keduanya berhubungan dengan volatilitas.
Dengan melihat perbedaan karakter pertumbuhan ekuitas dua perusahaan di atas, bila kita adalah investor berbasis pertumbuhan, mana yang kita pilih? Apakah A atau B? Berdasarkan CAGR tentu A. Tapi bila kita ingin faktor yang lebih mudah diprediksi, perusahaan B jelas lebih menarik, pertumbuhan bisnisnya bisa kita lihat halus dan naik dari tahun ke tahun. Sementara angka 52,51% CAGR perusahaan A tadi adalah angka diperhalus. Tapi investor juga harus kritis terhadap kinerja negatif A di tahun ke-2 dan ke-3, perlu ditelaah apa penyebabnya, apakah keputusan manajemen, masalah beban karena kenaikan harga komoditas, alasan lain? CAGR sedikit berguna tapi kita harus kritis terhadap hasil akhirnya karena seperti dicontohkan oleh perusahaan A, hasilnya menutupi fluktuasi pertumbuhan ekuitas yang sebenarnya. Tapi bila kita tahu alasan penurunan ekuitas perusahaan A di dua tahun tersebut tidak negatif, bisa jadi perusahaan ini adalah turn-around yang memang bagus atau calon potensial perusahaan tumbuh lebih stabil di masa mendatang.
...
Finansialku
CAGR atau compound annual growth rate adalah salah satu besaran yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan investasi dan bisnis dari beberapa tahun.
Contoh Bapak A berinvestasi di reksadana saham XXX sejumlah Rp 1.000.000. Pada tahun 2011 dana Pak A yang diinvestasikan direksadana XXX sudah bertumbuh menjadi Rp 1.300.000, kemudian tumbuh kembali di tahun 2012 menjadi Rp 1.400.000. Total dana yang ada di tahun 2013 adalah Rp 1.950.000 Berapa pertumbuhan investasi reksadana Bapak A selama 3 tahun?
Salah satu cara untuk menghitungnya adalah dengan menggunakan CAGR atau compound annual growth rate. Rumus untuk menghitung CAGR adalah:
Jadi solusi untuk menghitung pertumbuhan investasi reksadana Pak A adalah
(1.950.000 / 1.000.000) = 1,951,95 ^ (1/3) = 1,25 à (notasi matematika di samping dibaca dengan akar pangkat 3 dari 1,95)1,25 – 1 = 0,25 atau dalam persentase 25%.Jadi pertumbuhan investasi reksadana XXX, Bapak A selama 3 tahun adalah 25%.
Perhitungan Excel:
Salah satu cara perhitungan dengan menggunakan Excel adalah dengan menggunakan fungsi =XIRR atau =RATE.
Rumus excel: =RATE(Nper, Pmt, PV, FV, Type)
- Nper = periode atau berapa tahun Anda berinvestasi. Dalam kasus Pak A maka Nper diisi angka 3.
- Pmt = pembayaran bulanan atau cicilan. Dalam kasus Pak A tidak ada investasi bulanan maka dikosongin.
- PV = present value atau dalam kasus Pak A diisi dengan modal awal yang dikeluarkan oleh Pak A. Untuk PV jangan lupa di beri tanda minus, karena hal ini berarti ada sejumlah uang yang keluar dari dompet Kita.
- FV = future value atau dalam kasus Pak A diisi dengan uang yang ada plus hasil investasi.
=RATE (3;0;-1000000;1950000)
= 24,93% atau dibulatkan ke atas menjadi 25%.
Kesimpulan:
Cara untuk menghitung pertumbuhan investasi dan bisnis yang telah berjalan lebih dari 1 tahun adalah dengan menghitung CAGR (compound annual growth rate). Silakan praktekan untuk menghitung hasil investasi atau bisnis Anda, Selamat mencoba.
...
Parahita
Ketika kita melakukan valuasi, salah satu inputnya adalah growth. Kita mengasumsikan bahwa dari tahun ke tahun perusahaan akan tumbuh dengan kecepatan yang konstan dalam jangka panjang. Tentu saja hal ini hampir tidak pernah terjadi. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor yang menyebabkan pertumbuhan labanya tidak semulus seperti yang diasumsikan.
Kestabilan pertumbuhan laba akan mempengaruhi akurasi valuasi. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan ilustrasi berikut:
Katakanlah terdapat dua perusahaan A dan B. Laba bersih kedua perusahaan tersebut selama 10 tahun terakhir terlihat pada tabel di atas. Jika hanya melihat tahun pertama dan terakhir, perusahaan tersebut tampak serupa dengan laba bersih pada tahun 2002 sebesar 1,000 dan laba bersih pada tahun 2011 sebesar 4,000. Tanpa memperhatikan bagaimana kestabilan pertumbuhan labanya selama 10 tahun terakhir, ada kemungkinan kita akan salah dalam menyimpulkan tingkat pertumbuhan labanya.
Selama 10 tahun terakhir, tingkat pertumbuhan laba per tahun yang diwakili oleh CAGR kedua perusahaan adalah sama, yaitu sebesar 16.65%. Perbedaan yang mencolok adalah kestabilan pertumbuhannya yang saya sebut growth predictability. Perusahaan A memiliki growth predictability sebesar 98.75% sementara perusahaan B hanya 54.39%. Tanpa memperhatikan growth predictability, kita akan berasumsi bahwa pertumbuhan perusahaan adalah sebesar 16.65% per tahun.
Kesimpulan yang keliru tersebut akan berpotensi menyebabkan kita melakukan kesalahan valuasi. Mengapa begitu?
Jika kita hanya melihat data 5 tahun terakhir, perusahaan A memiliki CAGR 13.62% dan growth predictability sebesar 98.41%. Nilai tersebut tidak jauh berbeda dengan apabila kita menggunakan data selama 10 tahun terakhir.
Bagaimana dengan perusahaan B?
Selama 5 tahun terakhir, CAGR perusahaan B adalah sebesar 49.53%. Nilai ini jauh berbeda dari perhitungan kita jika menggunakan data 10 tahun. Sementara itu, growth predictability perusahaan B naik drastis menjadi 80.57%. Jika kita melakukan valuasi terhadap perusahaan B dengan hanya menggunakan data 5 tahun terakhir, kemungkinan besar kita akan memiliki kesimpulan bahwa pertumbuhan labanya adalah 49.53% dan bukan 16.65%.
Masih yakinkah kita dengan hasil valuasinya?
Secara grafis, pertumbuhan laba kedua perusahaan dari tahun ke tahun akan tampak seperti ini:
Terlihat bahwa perusahaan A sangat stabil pertumbuhan labanya. Sementara itu pertumbuhan perusahaan B terlihat sangat fluktuatif. Secara kasat mata kita bisa melihat bahwa jika starting point untuk menentukan tingkat pertumbuhan laba bersih adalah tahun 2007, maka besar kemungkinan kita akan membuat kesalahan ketika melakukan valuasi terhadap perusahaan B.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, yang bisa kita lakukan adalah mencari perusahaan yang labanya tumbuh mendekati konstan. Apakah ada perusahaan seperti itu? Ada. Silahkan cek disini untuk daftar perusahaan yang secara konstan naik terus labanya selama 10 tahun terakhir. Anda dapat menentukan sendiri, perusahaan mana yang pertumbuhan labanya ke depan akan lebih mudah diprediksi. Sebagai patokan, sebaiknya growth predictability lebih besar dari 90%.
Penjelasan yang simpel dan brilian pak..isi website bapak artikelnya penuh dengan insight..entah kenapa baru tau sekarang website ini..thanks once again
ReplyDeleteIsi kontennya sangat bermanfaat bagi saya dan juga sangat mudah saya pahami.Thanks
ReplyDeleteHarisMeon